HARMONISASI
STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
DAN
DAMPAK PENERAPAN DARI ADOPSI PENUH IFRS
TERHADAP
PSAK
Saiful Muchlis
Jurusan Akuntansi UIN Alauddin,
Jln. Sultan Alauddin No.36, Gowa
ABSTRACT
IFRS (International Financial Reporting
Standards) is a globally accepted compilation of guidelines for financial
statement. Formation is fairly long history of the formation of the IASC /
IAFC, IASB, IFRS to become what it is today. If a country uses IFRS, it means
that the country has adopted the financial reporting systems that apply globally
to allow world markets understanding the financial statements of companies in such
country. Adoption strategies undertaken for the convergence of two kinds are
big bang strategy and the gradual strategy. Big bang strategy fully adopts IFRS
at once, without going through the stages. This strategy is used by developed
countries, while the gradual strategy, an adoption of IFRS, is used by
developing countries such as Indonesia. IFRS implementation of an enterprise
must be started from financial
statements prepared under local
accounting principles (local GAAP). DSAK-IAI is doing the convergence of IFRS
with a targeted completion in 2012. IFRS Convergence is one of the Indonesian
government agreements as a member of the G-20 forum. G20 meeting in London on
2nd of April 2009 producing 29 agreements. Number 13 to 16 of the agreement is
about Strengthening Financial Supervision and Regulation. Number 15 stipulated:
“to call on the accounting standard setters to work urgently with supervisors
and regulators to improve standards on valuation and provisioning and achieve a
single set of high-quality global accounting standards”.
Keywords: History, Adoption,
Implementation, Impact, Education and Business Entities.
PENDAHULUAN
Setiap
negara mempunyai standar akuntansi yang berbeda dengan negara lain, karena
berbagai faktor: kondisi ekonomi, ideologi ekonomi yang dianut, kondisi politik
dan sosial di setiap negara. Transaksi antar negara, dan prinsip-prinsip akuntansi
yang berbeda mengakibatkan munculnya kebutuhan akan standar akuntansi secara
internasional. Karena berbedaan itulah maka muncul organisasi International
Accounting Standard Board (IASB) yang mengeluarkan International
Financial Reporting Standard (IFRS), dijadikan sebagai pedoman penyajian
laporan keuangan di berbagai negara. Penyajian laporan keuangan yang memenuhi
standar bertujuan untuk kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri di masa
depan, ditinjau dari segi pengguna internal dan eksternal. Perkembangan IFRS
merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengembangan Standar
Akuntansi Keuangan. Konvergensi IFRS diharapkan akan mengurangi hambatan
investasi, meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya penyusunan
laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital.
Indonesia akan memberlakukan standar akuntasi keuangan dengan menggunakan
standar akuntansi internasional (IFRS), untuk itu IAI telah mencanangkan program konvergensi IFRS yang akan
diberlakukan secara penuh pada 1 Januari 2012. Kementerian BUMN juga telah menetapkan seluruh BUMN untuk wajib mengimplementasikan PSAK
konvergensi IFRS secara penuh mulai tahun buku 2012, PT. Perusahaan Pengelola
Aset (Persero), dan entitas bisnis lainnya yang memasuki dunia pasar modal
global.
TINJAUAN TEORITIS
Adopsi
IFRS dilakukan dengan dua cara: cara sekaligus (pendekatan big bang) dan
dengan cara gradual. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS
sekaligus, tanpa melalui tahapan tertentu, digunakan oleh negara-negara maju.
Cari ini berdampak drastis terhadap laba dan sistem akuntansi perusahaan.
Perusahaan-perusahaan di Singapura, Australia, Selandia Baru yang memilih
pendekatan big bang menghadapi koreksi besar-besaran pada tahun pertama
penerapan IFRS. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan
secara bertahap, digunakan oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Sesuai dengan roadmap konvergensi PSAK ke IFRS, Indonesia telah memasuki
tahap persiapan akhir (2011), setelah tahap adopsi (2008 – 2010) seperti pada
tabel berikut. IAI menargetkan tahap persiapan akhir ini hanya setahun, karena
per 1 Januari 2012 Indonesia resmi menerapkan IFRS.
Saat
ini, berdasarkan data dari IASB, terdapat 102 negara yang telah menerapkan IFRS
dalam pelaporan keuangan entitas di negaranya, dengan keharusan yang
berbeda-beda. Sebanyak 23 negara mengizinkan penggunaan IFRS secara sukarela,
75 negara mewajibkan untuk perusahaan domestik secara keseluruhan, dan empat
(4) negara mewajibkan hanya untuk perusahaan domestik tertentu.
METODE PENELITIAN
Metode
analisis deskriptif digunakan dalam penelitian ini, yaitu memparkan serta
mengkaji dampak penerapan dengan cara adaopsi penuh International Standard Financial
Report (IFRS) terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
oleh
kalangan bisnis di Indonesia. Selain itu,, artikel ini juga memaparkan beberapa
perubahan
pada PSAK tersebut.
PEMBAHASAN
Terdapat
beberapa manfaat dalam penerapan konvergensi IFRS: memudahkan pemahaman atas
laporan keuangan dengan penggunaan SAK secara internasional (enhance
comparability), meningkatkan arus investasi global melalui transparansi, menurunkan
biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal, menciptakan
efisiensi penyusunan laporan keuangan. Namun, terdapat hal-hal yang menjadi
perhatian manajemen dalam implementasi IFRS: konsekuensi perpajakan, legal,
sistem informasi akuntansi dan pelaporan keungan. Untuk perpajakan, manajemen perusahaan
harus melakukan daftar peraturan perpajakan yang mungkin mengalami benturan
dengan IFRS, 10 seperti PMK RI No. 79/PMK.03/2008, tanggal 23 Mei 2008, “Penilaian
Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan Perpajakan” yang berlaku efektif
sejak 23 Mei 2008. PMK RI No.79/PMK.03/2008 mengharuskan revaluasi aktiva tetap
dikenakan pajak.11 Disamping masalah perpajakan, perusahaan juga harus mempertimbangkan
benturan legal dalam menerapkan IFRS, misalnya Undang-Undang No.19 tahun 2003
tentang, “Badan Hukum Milik Negara” pasal 4 ayat 2: penyertaan modal negara
dalam rangka pendirian atau penyertaan pada BUMN dapat bersumber dari
keuntungan revaluasi aktiva. Isu pelaporan keungan adalah isu sentral yang
harus diperhatikan pada saat melakukan implementasi IFRS. Pelaporan keuangan
mencangkup proses dan output pelaporan keuangan itu sendiri. Sistem informasi
akuntansi harus disesuaikan dengan IFRS, serta proses pengukuran dan penilaian
aktiva dan kewajiban banyak mengalami perubahan.12 Penerapan IFRS pada suatu
perusahaan harus dilakukan berawal dari laporan keuangan yang disusun
berdasarkan prinsip akuntansi lokal, dilakukan dengan dua cara:
1.
Rekonsiliasi terhadap laporan keuangan yang disusun berdasarkan lokal GAAP
sehingga
sesuai dengan IFRS.
2.
Menyusun laporan keuangan secara terpisah dengan langsung mengacu kepada
IFRS.
Penerapan
IFRS berdampak terhadap perusahaan dalam banyak hal. Aspek pelaporan interim dan
basis penilaian adalah hal yang paling banyak terkena dampak. Penerapan IFRS
dengan cara adopsi penuh, hal yang paling signifikan yang harus diperhatikan
adalah koreksi laba ditahan sebagai akibat penerapan pertama dari IFRS. Efeknya
bisa mengurangi laba atau sebaliknya justru bisa menambah laba. Sasaran konvergensi
IFRS tahun 2012 adalah merevisi PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS
versi 1 Januari 2009, yang berlaku efektif tahun 2011-2012. Kovergensi IFRS di
Indonesia dilakukan secara bertahap. Sepanjang tahun 2009, DSAK-IAI telah
mengesahkan 10 PSAK baru, 5 ISAK, dan mencabut 9 PSAK berbasis industri dan
mencabut 1 ISAK. Indonesia akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012 nanti.
Dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK
tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan
IFRS. Namun, perubahan tersebut akan memberikan efek di berbagai bidang,
terutama dari segi pendidikan dan bisnis.14 Beberapa kendala dalam adopsi IFRS
ke PSAK:
a.
Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
b.
IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS
masih
dilakukan,
pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
c.
Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak metode
akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.
d.
Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
e.
Support pemerintah terhadap isu konvergensi.
Beberapa
kendala menjadi penghambat penerapan IFRS sebagai standar akuntansi dan
pelaporan keuangan di dunia hingga saat ini, yaitu berkaitan dengan faktor- faktor:
sistem hukum dan politik, sistem perpajakan dan fiskal, nilai-nilai budaya korporasi,
sistem pasar modal dan peraturan terkait dengan kepemilikan korporasi, kondisi
ekonomi dan aktivitas bisnis, teknologi. Berdasarkan hasil riset Radebaugh dan Gray,
sistem akuntansi dan pelaporan keuangan negara-negara di dunia di bagi lima kelompok:
sistem akuntansi Anglo-Saxon, Germanic, Nordic, Latin, dan Asia.
Pengklasifikasian
tersebut didasarkan pada nilai-nilai budaya korporasi, sistem hukum, politik,
dan perpajakan. IFRS dikembangkan dengan banyak mengacu kepada system akuntansi
Anglo-Saxon yang banyak diadopsi negara-negara bekas koloni Inggris.
Ada
tiga permasalahan utama dihadapi Indonesia dalam adopsi penuh IFRS. Pertama, kurang siapnya infrastruktur seperti
DSAK sebagai financial accounting standard setter di Indonesia. Kedua, kondisi
peraturan perundangan-undangan yang
belum
tentu sinkron dengan IFRS. Ketiga, kurang siapnya sumber daya manusia dan
dunia
pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Anjasmoro, Mega. Adopsi
International Financial Report Standard. Kebutuhan atau Paksaan. FE.
UNDIP, 2010.
Immanuela, Intan. “Adopsi
Penuh dan Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional.” Jurnal Ilmiah Widya
Warta. Vol. 33, No. 1, h. 69-75, 2009.
http://dwipw.wordpress.com/2011/04/03/konversi-psak-ke-ifrs/
http://mikhaanitaria.blogspot.com/2011/05/konvergensi-psak-ke-ifrs.html
http://jimmy-januar.blogspot.com/2011/03/konvergensi-ifrs.html
http://informasi-seminar.com/konvergensi-psak-ifrs-sebagai-langkah-pemantapandalam
persiapan-penerapan-ifrs/
http://www.bpkp.go.id/dan/berita/read/5953/0/Workshop-Konvergensi-PSAK
terhadap
IFRS.bpkp
http://akuntansibisnis.wordpress.com/2011/01/06/perkembangan
konvergensi psak ke
ifrs/
http://dederudi.wordpress.com/2010/04/19/dampak-konvergensi-ifrs-di-indonesia/
http://www.ifrs.org/News/Press+Releases/FCAG+letter+to+G-20+leaders.htm
http://www.ifrs.org/IFRSs/IFRS.htm
(© 2011 IFRS Foundation) 1 januari 2011
Ikatan Akuntan
Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan Edisi Revisi 1 Juli 2009. Salemba
4. Jakarta, 2009.
Kusuma, Wijaya, Indra, Pengapdosian
International Financial Reporting Standards: Implikasi Untuk Indonesia,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UGM. 2009.
Purba, Marisi.
International Financial Reporting Standard, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010.
Sadjiarto, Arya. Akuntansi
Internasional: Harmonisasi Versus Standarisasi. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 1, No. 2, h. 144-161, 1999.
http://citraayuananda.blogspot.sg/
http://citraayuananda.blogspot.sg/
S128Cash Situs Betting Online Indonesia Teraman dan Terpercaya
BalasHapusSemua permaina Populer saat ini Tersedia disini seperti, Sportsbook, Live Casino, Sabung Ayam Online, IDN Poker dan masih banyak permainan lainnya.
Kelebihan S128Cash :
- 100% Aman, Terjamin dan Terpercaya
- Kepercayaan, Kenyamanan dan Kepuasan member selalu Diutamakan !!
- Memiliki CS Profesional dengan Pelayanan 24 Jam / 7 Hari NONSTOP yang sangat Ramah dan Berpengalaman
- Proses semua transaski hanya butuh kurang dari 2 menit
- Menyediakan semua bank Local Indonesia dan bisa deposit melalui OVO, GOPAY dan PULSA
Jadi apa lagi yang Anda tunggu? Segera daftarkan diri Anda dan dapatkan Bonus menarik kami, seperti :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!
Jika ada yang kurang paham, bisa langsung hubungi kami melalui :
- Livechat : Live Chat Judi Online
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.biz
Judi Bola
Agen Judi Bola Terpercaya