Sabtu, 30 Oktober 2010

tugas softskill

Universitas Gunadarma menyediakan layanan seperti studentsite. Studentsite adalah suatu layanan seperti jejaring social dimana mahasiswa dapat mengetahui apa yang ada dikampus secara cepat. Dimana di studentsite tersedia menu layanan yang terdiri dari rangkuman nilai , jadwal kuliah , jadwal ujian , warta warga , tugas fortofolio dan lain lain . Di studentsite kita dapat melihat hasil nilai , absensi , infomarsi dari universitas dan dosen .kesulitan student site adalah terkadang sulit untuk diakses Di studentsite kita jga dapa tmengirim tugas ke dosen begitu juga dengan dosen , dosen juga dapat mengirimkan tugas ke mahasiswa  melalui "lecture message" . Tapi terkadang lecture mesagee itu tidaj memberikan update yang terbaru.kelemahan dan keuntungan studentsite.keuntungan yaa mahasiswa mudah mengakses apa yang terjadi dikampus dan dapatkan tugas apa tanpa harus datang kekampus.kekuranganya adalah.terkadang studentsite itu sulit sekali diakses
Share:

tugas 4

1.merek adalah suatu nama produk yang dijual oleh sebuah perusahaan
contohnya:honda, indofood, dan uniliver

2.merek dagang adalah merek suatu produk yang dijual sebuah perusahaan dan nama terserbut bisa disewakan keorang lain
contohmya:alfamart, mc donald , dan kfc

3.logo adalah suatu gambar yang menggambarkan suatu perusahaan agar terciri pada masyarakat
contohnya:1.mc donald menggunakan gambar tulisan huruf M
2.Honda mengunaka gambar tulisan hurf H
3.hoka hoka bento menggunakan gambar 2 boneka

4.nama merek adalah nama merek yang diberikan kepada produk yang dikeluarkan merek tertentu
contohnya:1.indofood sebagai merek mengeluarkan nama merek produk yaa indomie dan saus
2.honda sebagai merek mengeluarka nama merek dagang yaa denga honda revo dan honda karisma dll
3.unilever sebagai merek mengeluarkan nama merek dagang yaa dengan pepsodent

5.hak cipta adalah suatu hak kekuatan agar barang atau nama yang dipakai tidak bisa dipakai oleh orang lain kecuali ada kesepakatan antara yang memiliki hak cipta dengan yang ingin memakai
contohnya:kfc, mc donald, dan honda
Share:

Selasa, 12 Oktober 2010

tugas waralaba





       F.Randa pratama                      22210683
       Ekyy mandala pratama                22210304
       Syarifudin                             







Waralaba atau Franchising (dari bahasa Prancis untuk kejujuran atau kebebasan[1]) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan[2]. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa[3].
Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan Waralaba ialah:
Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.
Franchisor dan franchisee
Selain pengertian waralaba, perlu dijelaskan pula apa yang dimaksud dengan franchisor dan franchisee.
  • Franchisor atau pemberi waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya.
  • Franchisee atau penerima waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba[4].






Sejarah Waralaba
http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png
Perusahaan Coca cola di Atlanta, AS
Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola[5]. Namun, menurut sumber lain, yang mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri otomotif AS, General Motors Industry ditahun 1898[6]. Contoh lain di AS ialah sebuah sistem telegraf, yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union[7] serta persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil dengan dealer[8].
http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png
Mc Donalds, salah satu pewaralaba rumah makan siap saji terbesar di dunia
Waralaba saat ini lebih didominasi oleh waralaba rumah makan siap saji[9]. Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restauran cepat sajinya. Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restauran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negara asalnya, AS, menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS. Sedangkan di Inggris, berkembangnya waralaba dirintis oleh J. Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada tahun 60-an. Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemilik waralaba (franchisor) dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA[10].
Jenis waralaba
Waralaba dapat dibagi menjadi dua:
  • Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi.
  • Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba.
Biaya waralaba
Biaya waralaba meliputi:
  • Ongkos awal, dimulai dari Rp. 10 juta hingga Rp. 1 miliar. Biaya ini meliputi pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik waralaba untuk membuat tempat usaha sesuai dengan spesifikasi franchisor dan ongkos penggunaan HAKI.
  • Ongkos royalti, dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari laba operasional. Besarnya ongkos royalti berkisar dari 5-15 persen dari penghasilan kotor. Ongkos royalti yang layak adalah 10 persen. Lebih dari 10 persen biasanya adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran yang perlu dipertanggungjawabkan.
Waralaba di Indonesia
Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya[11] . Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi franchisor maupun franchisee. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang. Tonggak kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Selanjutnya ketentuan-ketentuan lain yang mendukung kepastian hukum dalam format bisnis waralaba adalah sebagai berikut[12]:
  • Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.
  • Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba
  • Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.
  • Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.
  • Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
Banyak orang masih skeptis dengan kepastian hukum terutama dalam bidang waralaba di Indonesia. Namun saat ini kepastian hukum untuk berusaha dengan format bisnis waralaba jauh lebih baik dari sebelum tahun 1997. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya payung hukum yang dapat melindungi bisnis waralaba tersebut. Perkembangan waralaba di Indonesia, khususnya di bidang rumah makan siap saji sangat pesat. Hal ini ini dimungkinkan karena para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai penerima waralaba (franchisee) diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui master franchise yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramida atau sistem sel, suatu jaringan format bisnis waralaba akan terus berekspansi. Ada beberapa asosiasi waralaba di Indonesia antara lain APWINDO (Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia), WALI (Waralaba & License Indonesia), AFI (Asosiasi Franchise Indonesia). Ada beberapa konsultan waralaba di Indonesia antara lain IFBM, The Bridge, Hans Consulting, FT Consulting, Ben WarG Consulting, JSI dan lain-lain. Ada beberapa pameran Waralaba di Indonesia yang secara berkala mengadakan roadshow diberbagai daerah dan jangkauannya nasional antara lain International Franchise and Business Concept Expo (Dyandra),Franchise License Expo Indonesia ( Panorama convex), Info Franchise Expo ( Neo dan Majalah Franchise Indonesia).
Tingkat pengembalian
Tingkat pengembalian yang layak dari sebuah waralaba adalah minimum 15 persen dari nilai.
Lain-lain
  • Di Indonesia waralaba yang berkembang pesat dan masih sangat menguntungkan adalah waralaba di bidang makanan (Wong Solo, Sapo Oriental, CFC, Hip Hop, Red Crispy, Papa Rons dan masih banyak merek lainnya).
  • Waralaba berbentuk retail mini outlet (Indomaret, Yomart, AlfaMart) banyak menyebar ke pelosok kampung dan pemukiman padat penduduk.
  • Di bidang Telematika atau Information & Communication Technology , juga mulai diminati pada 3 tahun terakhir ini berkembang beberapa bidang waralaba seperti distribusi tinta printer refill/cartridge (Inke, X4Print, Veneta dll) , pendidikan komputer (Widyaloka, Binus) , distribusi peralatan komputer ( Micronics Distribution ) , Warnet / NetCafe (Multiplus, Java NetCafe, Net Ezy) , Kantor Konsultan Solusi JSI , dll.
  • Yang juga menguntungkan adalah waralaba di bidang pendidikan (Science Buddies, ITutorNet, Primagama, Sinotif) , terutama taman bermain (SuperKids) dan taman kanak-kanak(FastractKids, Kids2success , Townfor Kids) , Pendidikan Bahasa Inggris (EF/English First, ILP, Direct English), dll.
  • Perkembangan merek dan waralaba dalam negeri cukup pesat dan pada pameran pameran franchise di tanah air terlihat banyak merek merek nasional Indonesia bersaing dengan merek global dan regional.
Pertumbuhan waralaba diindonesia
Pertumbuhan waralaba di Indonesia yang terlihat fantastis, tampaknya memasuki tahap “membingungkan” masyarakat. Banyak bisnis yang dianggap terlalu sederhana untuk menjadi bisnis waralaba, terutama waralaba murah ala kaki lima atau gerobak seperti pisang goreng, bakmi ayam, dan sebagainya. Ada pula pebisnis yang terlihat malu-malu mengakui bahwa bisnisnya merupakan waralaba, sehingga mereka menyebut strategi pengembangan bisnisnya menggunakan pola kemitraan “semiwaralaba”.
Dunia waralaba memang sangat dinamis. Beberapa manuver dilakukan oleh para pebisnis sehingga model waralaba sangat beragam sekarang. Akibatnya, tidak sedikit pihak yang menjadi bingung dan bertanya-tanya, “Sebenarnya waralaba itu apa sih?”
Waralaba Format Bisnis Seutuhnya
Waralaba format bisnis seutuhnya dikenal dengan istilah Full Business Format Franchise. Dari namanya, kita dapat menyimpulkan bahwa pewaralaba (franchisor) akan memberikan pedoman kepada terwaralaba (franchisee) mengenai sistem bisnis seutuhnya, mulai dari penggunaan merek dan ciri khas usaha, strategi pemasaran, serta sistem administrasi dan manajemennya.
Waralaba format bisnis seutuhnya antara lain dapat dijumpai pada waralaba: McDonald’s (McD); Kentucky Fried Chicken (KFC); International Language Programs (ILP); Apotek K-24; Indomaret; Alfamart; Holiday Inn; Novotel; dan beberapa merek lainnya.
Bagi beberapa praktisi, Indomaret dan Alfamart kerap dianggap bukan waralaba, karena terwaralaba tidak terlibat dalam mengoperasionalkan bisnisnya. Menurut pandangan saya, keduanya adalah waralaba, karena pola mereka mirip dengan waralaba lisensi manajemen dalam dunia perhotelan yang umumnya juga tidak mewajibkan keterlibatan investor secara langsung dalam operasional sehari-harinya.
Waralaba format bisnis seutuhnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang dioperasionalkan oleh terwaralaba (misalnya: ILP; Apotek K-24; McD; dan KFC); sedangkan yang “dioperasionalkan” oleh pewaralaba (misalnya: Indomaret; Alfamart;Holiday Inn; dan Novotel). Meski disebut dioperasionalkan oleh pewaralaba, sebenarnya keterlibatan pewaralaba lebih pada supervisi yang melekat alias intensif di lokasi gerai.
Dalam hal waralaba perhotelan, pewaralaba menempatkan general manager (GM) sebagai wakil mereka untuk menjaga standar kualitas layanannya. Seluruh pegawainya adalah pegawai terwaralaba. Bila terjadi PHK, maka terwaralaba yang menanggung pesangon para pegawai itu. Adapun pengelolaan keuangan dan wewenang terwaralaba dalam pengambilan keputusan tergantung pada kesepakatan bersama yang diatur dalam perjanjian waralaba.
Pola seperti ini sebenarnya bisa dan sangat baik diterapkan untuk bisnis jasa yang kualitas layanannya perlu dijaga ketat. Waralaba restoran dapat menempatkan koki dari pewaralaba di lokasi terwaralaba. Waralaba sekolah (pendidikan) dapat menempatkan kepala sekolah dari pewaralaba.
Konsekuensi dari menempatkan GM, koki, dan kepala sekolah tersebut adalah pewaralaba harus mampu memiliki – atau mencetak – sebanyak mungkin staf berkualitas untuk posisi-posisi ini menurut kebutuhan ekspansi usahanya.
Di antara pewaralaba yang menjadi operator bisnis milik terwaralaba, ada yang seluruh pegawainya merupakan pegawai pewaralaba. Salon seperti Johnny Andrean dan My Salon menggunakan pola ini. Keuntungannya adalah pewaralaba dapat melakukan rotasi pegawai menurut kebutuhan. Namun praktik seperti ini berpotensi menuai protes dari pihak investor yang menjadi terwaralaba, sehingga tampaknya mereka tidak mempraktikkan rotasi.
Kelemahan sistem ini adalah risiko bahwa pewaralaba akan mengalami kesulitan dalam mengelola karyawan pada saat jumlah gerai mencapai angka tertentu. Kelemahan lainnya adalah konsekuensi bila melakukan PHK yang ada di pundak pewaralaba, karena status kepegawaiannya adalah pegawai pewaralaba.
Waralaba Lisensi Merek Dagang
Waralaba ini dikenal dengan istilah Trade Name Licensing. Tujuan waralaba ini lebih pada kepentingan distribusi produk. Yang membedakan antara waralaba lisensi merek dagang dengan waralaba lisensi merek adalah pada strategi dan kegiatan promosinya.
Untuk memperjelas perbedaan di antara keduanya, kita gunakan pabrik yang menjadi produsen sari jeruk Sunkist di Indonesia. Pabrik ini mengikat perjanjian lisensi dengan pemilik merek Sunkist, bila pemilik merek tidak menyusun secara khusus strategi dan implementasi komunikasi pemasaran untuk produk sari jeruk Sunkist.
Share:

Kamis, 07 Oktober 2010

tugas 2

1.sebutkan dan jelaskan 3 unsur yang menyebabkan aktifitas ekonomi?
  1. kebutuhan, karna kebutuhan itu tanpa batas jadi menyebabkan seseoarang berlomba2 untuk memenuhi kebutuhan mereka sehingga terjadi aktifitas ekonomi
  2. uang, karna uang adalah salah satu alat tukar.tanpa alat tukar tidak akan terjadi adanya aktifitas ekonomi
  3. kelangkaan, karna ketidak seimbangan kebutuhan yang terus meningkat sedangkan barang yang dibutuhkan terbatas sehingga menyebababkan aktifitas ekonomi agar semuanyaa terselesaikan

2.apa yang membedakan perusahaan dengan lembaga sosial?
  1. perusahaan memungut keuntungan sedangkan lembaga sosial tidak
  2. perusahaan dikepalai perusahaan sedangkan lembaga sosial mngepalai perusahaan
  3. perusahaan hanya untuk kepentingan beberapa kelompok orang sedangkan lembaga sosial untuk kepentingan orang banyak
3.apa saja yang membedakan tempat dan letak perusahaan?      tempat
  1. tempat harus strategis karna untuk kantor pusat suatu perusahaan
  2. tempat harus dipusat kota karna mudah dikenal
  3. tempat harus mudah dijangkau oleh masyarakat agar mudah dicapai
     letak
  1. jauh dari pemukiman mengurangi persaingan dengan perusahhaan lain yaa
  2. mudah dijangkau agar mudah bersaing
  3. dekat dengan sumber daya yang akan digunakan perusahaan
4.tunjukan perbedaan antara lingkungan eksternal mikro dan makro dalam dunia usaha?
  1. eksternal mikro adalah salah satu penyebab utama yang berpengaruh langsung terhadap kegiatan usaha contohnyaa.pesaing antara detos dengan margo city mereka mencoba saling bersaing dengan menurunkan harga dipasaran agr lebih unggul dari pesaingnya??
  2. ekternal makro adalah juga termasuk pengaruh terhadap suatu usaha tapi tidak secara langsung contonya:misaalkan ada bencana alam sehingaa suatu usaha itu bisa terhambat
    Share:

    Visitor

    Flag Counter

    BTemplates.com