Perbedaan
translasi dan konversi antar mata uang asing dan Istilah dalam translasi mata
uang asing
Perbedaan
translasi dan konversi antar mata uang asing
Translasi
mata uang asing adalah Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata
uang ke mata uang lainnya. Sedangkan konversi antar mata uang asing adalah
pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik.
Perbedaannya
adalah, Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah
necara yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai
ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada
transaksi terkait yang terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya
pertukaran fisik yang terjadi dan ada transaksi terkait yang terjadi.
Istilah
dalam translasi mata uang asing
1.
Konversi,
merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
2.
Kurs kini,
merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
3.
Posisi aktiva bersih yang
beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau
berdenominasi dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs
kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan
ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
4.
Kontrak pertukaran forward,merupakan
suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan
menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
5.
Mata uang fungsional,
merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara
dimana perusahaan itu berlokasi.
6.
Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang asing yang
digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli
atau terjadi.
7.
Mata uang pelaporan,
merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
8.
Kurs spot,
merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
9.
Penyesuaian translasi,
merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari
mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
Daftar istilah translasi mata uang asing yang diadaptasi
dari PSAK (SFAS) no.52, 1981.
1.
Atribut,
karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi.
Contoh, biaya histories dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu aktiva.
2.
Konversi,
pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
3.
Kurs kini, nilai
tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan.
4.
Diskonto,
ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang
berlaku sekarang.
5.
Posisi aktiva bersih yang
beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam
mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban
yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan
menggunakan kurs kini.
6.
Mata uang asing, suatu
mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata uang selain
mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan.
7.
Laporan keuangan dalam
mata uang asing, laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit
pengukuran.
8.
Transaksi mata uang asing,
transaksi (yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman
atau piutang usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain
mata uang fungsional perusahaan.
9.
Translasi mata uang asing,
proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam
suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai
tukar diantara dua mata uang tersebut.
10.
Operasi luar negri, suatu
operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau
dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan
keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata
uang pelaporan perusahaan pelapor.
11.
Kontak pertukaran forward, suatu
perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan
menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
12.
Mata uang fungsional, mata
uang utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya.
13.
Kurs histories, kurs
nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau
kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
14.
Mata uang local, mata
uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang digunakan
oleh suatu operasi domestic atau luar negeri.
15.
Pos-pos moneter,
kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam
nilai yang tetap di masa depan.
16.
Mata uang pelaporan, mata
uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
17.
Tanggal penyelesaian,
tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih.
18.
Kurs spot, nilai
tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
19.
Tanggal transaksi,
tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi perusahaan
pelapor.
20.
Penyesuaian translasi,
penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang
fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
21.
Unit pengukuran, mata
uang yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
2. Menjelaskan Istilah-istilah
Dalam Translasi Mata Uang Asing
a. Konversi, merupakan pertukaran
suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
b. Kurs kini, merupakan nilai
tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
c. Posisi aktiva bersih
yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi
dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari
kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan
ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
d. Kontrak pertukaran forward,merupakan
suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan
menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
e. Mata uang fungsional,
merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara
dimana perusahaan itu berlokasi.
f. Kurs histories,
merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau
kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
g. Mata uang pelaporan,
merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
h. Kurs spot, merupakan nilai
tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
i. Penyesuaian
translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan
keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang
pelaporannya.
Daftar istilah translasi mata uang asing yang diadaptasi dari PSAK
(SFAS)no.52, 1981.
a. Atribut, karakteristik
kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh, biaya
histories dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu aktiva.
b. Konversi, pertukatan suatu
mata uang ke dalam mata uang lain.
c. Kurs kini, nilai
tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan.
d. Diskonto, ketika tingkat
pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang berlaku sekarang.
e. Posisi aktiva bersih
yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata
uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang
diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan
menggunakan kurs kini.
f. Mata uang asing,
suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata uang
selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan.
g. Laporan keuangan dalam mata
uang asing, laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit
pengukuran.
h. Transaksi mata uang asing,
transaksi (yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman
atau piutang usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain
mata uang fungsional perusahaan.
i. Translasi mata
uang asing, proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau
diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan
kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut.
j. Operasi luar
negri, suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan
atau dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam
laporan keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing
selain mata uang pelaporan perusahaan pelapor.
k. Kontak pertukaran forward,
suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan
menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
l. Mata uang
fungsional, mata uang utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya.
m. Kurs histories, kurs nilai tukar mata
uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang
asing dibeli atau terjadi.
n. Mata uang local, mata uang
suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang digunakan oleh
suatu operasi domestic atau luar negeri.
o. Pos-pos moneter, kewajiban
untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam nilai yang
tetap di masa depan.
p. Mata uang pelaporan, mata
uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
q. Tanggal penyelesaian,
tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih.
r. Kurs spot, nilai
tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
s. Tanggal transaksi,
tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi perusahaan
pelapor.
t. Penyesuaian
translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari
mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
u. Unit pengukuran, mata uang
yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
3. Menjelaskan Perbedaan
Keuntungan Dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing
PSAK No.10 menyatakan bahwa keuntungan dan kerugian akibat
translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs
mengalami perubahan. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada
dalam suatu periode akuntansi yang sama maka seluruh selisih kurs diakui dlaam
periode tersebut. Namun, jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi
berada dalam beberapa periode transaksi, maka selisih kurs harus diakui untuk
setiap periode dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing
periode.
Secara internasional, perlakuan akuntansi atas penyesuaian-penyesuaian tersebut juga berbeda seperti halnya prosedur translasi. Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi berkisar dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan.
Secara internasional, perlakuan akuntansi atas penyesuaian-penyesuaian tersebut juga berbeda seperti halnya prosedur translasi. Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi berkisar dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan.
a. Penangguhan
Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode sekarang
umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses penyajian
ulang.Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak
perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpegaruh terhadap arus
kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh karena itu, akan
cenderung menyesatkan jika penyesuaian seperti itu ke dalam laba
sekarang.Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan
secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
Parkinson menawarkan alasan tambahan yang mendukung dilakukannya
penangguhan : Keuntungan dan kerugian tersebut berkaitan erat dengan investasi
jangka panjang – bahkan mungkin suatu investasi permanen yang dilakukan oleh
suatu induk perusahaan ke dalam anak perusahaan asing, bahwa keuntungan dan
kerugian tersebut tidak dapat direalisasikan hingga operasi luar negeri
dihentikan dan semua aktiva bersih dibagikan ke induk perusahaan. Tidak
terdapat keuntungan dan kerugian yang akan pernah dapat direalisasikan.
Hasil operasi yang dicatat dalam periode setelah revaluasi mata uang
(ditranslasikan menurut kurs nilai tukar kini pada waktu itu) akan menunjukkan
kenaikan atau penurunan kekayaan operasi luar negeri dan dalam keadaan ini,
tidak diperlukan pencatatan keuntungan dan kerugian translasi satu waktu dalam
laporan laba rugi, bahwa kenyataannya pencatatan keuntungan dan kerugian
tersebut dapat saja menyesatkan.
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi menutupi perilaku
perubahan kurs nilai tukar, yaitu perubahan kurs merupakan fakta historis dan
para pengguna laporan keuangan terlayani dengan baik jika pengaruh fluktuasi
kurs nilai tukar diperhitungkan pada periode saat terjadinya. Sesuai dengan FAS
No.8 (par.199),"Kurs nilai tukar berfluktuasi: akuntansi harusnya tidak
memberikan kesan bahwa kurs nilai tukar tetap stabil."
b. Penangguhan dan
Amortisasi
Beberapa pihak mendukung penangguhan keuntungan atau kerugian
translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian selama masa pos-pos neraca
terkait.
c. Penangguhan Parsial
Keuntungan atau kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian
sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah
direalisasikan.Penangguhan translasi semata-mata hanya karena merupakan
keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs. Pendekatan ini juga
tidak memiliki kriteria eksplisit untuk menentukan kapan suatu keuntungan
translasi direalisasi. Pada masa lalu, perusahaan mengurangkan keuntungan
periode berjalan dengan kerugian pada masa lalu dan menangguhkan selisihnya.
Keuntungan dan kerugian translasi akan terhapuskan dalam jangka panjang.
d. Tidak Ditangguhkan
Untuk mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan
laba rugi sesegera mungkin. Pilihan ini memandang penangguhan dalam bentuk
apapun bersifat palsu dan cenderung menyesatkan.Memasukkan keuntungan dan
kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan menghasilkan fluktuasi laba
yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.Akan
menyesatkan para pembaca laporan keuangan, karena penyesuaian ini tidak selalu
memberikan informasi yang sesuai dengan ekspektasi pengaruh ekonomi dari
perubahan kurs nilai tukar terhadap arus kas sebuah perusahaan.
4. Menjelaskan Hubungan Antara
Translasi Mata Uang Asing Dengan Inflasi
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva
non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan
menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah
daripada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang
ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang
juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih
menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar
yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar
negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi
yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan
yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena
penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya
historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS
No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi
luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini
akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing,
karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan
kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas
pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio
keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah
akuntansi untuk inflasi asing.
5. Menjelaskan Mengenai Biaya
Historis
Biaya Historis adalah Suatu ukuran berharga yang digunakan
akuntansi di mana harga suatu asset pada atas sisanya didasarkan pada biaya
yang asli atau nominalnya ketika diperoleh oleh suatu perusahaan. Metoda Biaya
historis digunakan untuk asset dibawah prinsip akuntansi berlaku
umum( GAAP).
Sepanjang sejarah keuangan Amerika Serikat, penetapan biaya
dasar historis telah menjadi orthodoksi dalam laporan keuangan yang
diterbitkan. Tapi periode inflasi parah di negara
ini serta di banyak negara lain dari dunia industri dan
ketiganya telah menyebabkan Negara tersebut melakukan
pencarian luas untuk alternative yang baik untuk
menggantikan biaya historis atau melayani sebagai
suplemen untuk itu.
Dalam periode harga naik, atribut
diukur dengan metode biaya historis, umumnya
memiliki relevansi terbatas dengan realitas
ekonomi. Pengecualian utama untuk ini adalah beberapa
account baik piutang atau terutang di kas selama jangka
pendek, seperti rekening piutang dan hutang, serta uang
tunai itu sendiri.
Sifat yang baik penetapan biaya dasar historis yang
dikira adalah bahwa sistem penilaiannya adalah kedua-duanya lebih secara
obyektif dapat ditentukan dan lebih baik memahami dibanding dengan bersaing sistem
penilaian. Bagaimanapun, isu obyektifitas tidak sama sekali untuk dibenarkan.
Bahkan dalam contoh sederhana, sum-of-the-years-digits atau
fixed-percentage-of-declining-balance depreciation (antar metode lainnya)
mungkin telah terpilih untuk menciptakan suatu neraca berbeda. Pengenalan
tentang metoda penilaian baru yang sungguh-sungguh memerlukan membiasakan diri
para pemakai dengan mereka mendasari asumsi dan pembatasan.
Penetapan biaya dasar historis telah pula dipertahankan sama
sebagai yang lebih cocok, seperti bermakna untuk membagi-bagikan
pendapatan diantara penyedia modal, para petugas dan karyawan dan para agen
perpajakan sebab tidaklah didasarkan pada figur biaya kesempatan
hipotetis. Karenanya, anggapan adalah bahwa akan ada lebih sedikit konflik
antar bersaing kelompok diatas distribusi pendapatan. Bagaimanapun, argumentasi
ini tidak sama sekali dapat memutuskan. Seperti penyusutan, metode yang dipilih
untuk pendapatan pengukuran dapat dengan mudah diperdebatkan. Selanjutnya,
kesempatan penilaian biaya dapat hipotetis dalam satu
pengertian, tetapi mereka pasti jauh
lebih menunjukkan valuasi ekonomi daripada biaya historis.
6. Menjelaskan Mengenai
Inflasi Dan Laporan Keuangan
Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi
barang.
Penyebab
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:
1. Tarikan permintaan
(kelebihan likuiditas/uang/alat tukar)
Inflasi
tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan
total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di
pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat
harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan
permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan
terhadap faktor-faktor
produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor
produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat.
Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu
perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana
biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang
berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor
selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran
jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi
yang terjadi di sektor industri keuangan.
2. Desakan(tekanan) produksi
dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga
termasuk kurangnya distribusi).
Inflasi
desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi
dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara
umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya
ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia
dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan
berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi
nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik,
perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu
kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama
dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur
memainkan peranan yang sangat penting.
Untuk
sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank
Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government)
seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan
pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Meningkatnya
biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu :
kenaikan harga, misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji,
misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan
harga barang-barang.
Penggolongan inflasi berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat
dibedakan :
Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
Laporan
Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatuperiode akuntansi yang dapat digunakan
untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian
dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan
berupa laporan arus kas ataulaporan arus dana
Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah aset,kewajiban,dan ekuitas.
Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalamlaporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi
keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan
perubahan dalam berbagai unsur neraca.
Perbedaan
Pelaporan dan Laporan Keuangan
Haruslah dibedakan antara pengertian Pelaporan keuangan (bahasa Inggris: financial
reporting) dan laporan keuangan (bahasa Inggris: financial
reports). Pelaporan Keuanganmeliputi
segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi
keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya
penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor),
peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau
Generally Accepted Accounting Principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah
satu medium dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus dibedakan pula
antara statemen (bahasa Inggris: statement)
dan laporan (bahasa Inggris: report)
Pemakai Laporan Keuangan
Karyawan
Pelanggan
Masyarakat
Tujuan
Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi
Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesiatujuan laporan keuangan
adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil
keputusan ekonomi karena
secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan
manajemen (bahasa Inggris: stewardship), atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusanekonomi.
Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasimereka
dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti
manajemen.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik
kualitatif pokok yaitu :
Dapat Dipahami, Informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat dipahami peserta dan bentuk serta istilahnya disesuaikan dengan
batas para pengguna;
Relevan, Laporan keuangan dianggap jika informasi yang
disajikan didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna;
Keandalan, Informasi dalam laporan keuangan bebas dari
pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material;
Dapat diperbandingkan, Informasi yang disajikan akan lebih
berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode
sebelumnya.
7. Menjelaskan Mengenai
Model-model Akuntansi
Variabel-variabel yang membentuk perkembangan sebuah Negara dalam
hal akuntansi, model akuntansi keuangan tertentu yang berkembang karena minat,
sejarah atau pilihan, proses menetapkan standar akuntansi keuangan nasional itu
sendiri dan konservatisme yaitu hal-hal yang menyebabkan perbedaan tersebut dan
ditambah dengan mengenai dimensi internasional dari proses akuntansi pada tiap
negara yang sudah tentu berbeda. Perbedaan itu meliputi : praktik bisnis,
struktur politik, sistem hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi lokal,
perbedaan budaya, resiko bisnis, tingkat inflasi lokal dan serta aturan
perundang-undangan mempengaruhi bagaimana perusahaan multinasional melakukan
kegiatan operasionalnya dan membuat laporan keuangannya serta kemudian
mengumumkannya ke masyarakat luas.
Perbedaan translasi dan konversi antar mata uang asing dan Istilah dalam translasi mata uang asing Perbedaan translasi dan konversi antar mata uang asing Translasi mata uang asing adalah Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Sedangkan konversi antar mata uang asing adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. Perbedaannya adalah, Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi dan ada transaksi terkait yang terjadi. Istilah dalam translasi mata uang asing 1. Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain. 2. Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan. 3. Posisi aktiva bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini. 4. Kontrak pertukaran forward,merupakan suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan. 5. Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu berlokasi. 6. Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi. 7. Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. 8. Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera. 9. Penyesuaian translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya. Daftar istilah translasi mata uang asing yang diadaptasi dari PSAK (SFAS) no.52, 1981. 1. Atribut, karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh, biaya histories dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu aktiva. 2. Konversi, pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain. 3. Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan. 4. Diskonto, ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang berlaku sekarang. 5. Posisi aktiva bersih yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini. 6. Mata uang asing, suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata uang selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan. 7. Laporan keuangan dalam mata uang asing, laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran. 8. Transaksi mata uang asing, transaksi (yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional perusahaan. 9. Translasi mata uang asing, proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut. 10. Operasi luar negri, suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata uang pelaporan perusahaan pelapor. 11. Kontak pertukaran forward, suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan. 12. Mata uang fungsional, mata uang utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya. 13. Kurs histories, kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi. 14. Mata uang local, mata uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang digunakan oleh suatu operasi domestic atau luar negeri. 15. Pos-pos moneter, kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam nilai yang tetap di masa depan. 16. Mata uang pelaporan, mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. 17. Tanggal penyelesaian, tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih. 18. Kurs spot, nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera. 19. Tanggal transaksi, tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi perusahaan pelapor. 20. Penyesuaian translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya. 21. Unit pengukuran, mata uang yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban. 2. Menjelaskan Istilah-istilah Dalam Translasi Mata Uang Asing a. Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain. b. Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan. c. Posisi aktiva bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini. d. Kontrak pertukaran forward,merupakan suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan. e. Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu berlokasi. f. Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi. g. Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. h. Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera. i. Penyesuaian translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya. Daftar istilah translasi mata uang asing yang diadaptasi dari PSAK (SFAS)no.52, 1981. a. Atribut, karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh, biaya histories dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu aktiva. b. Konversi, pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain. c. Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan. d. Diskonto, ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang berlaku sekarang. e. Posisi aktiva bersih yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini. f. Mata uang asing, suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata uang selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan. g. Laporan keuangan dalam mata uang asing, laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran. h. Transaksi mata uang asing, transaksi (yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional perusahaan. i. Translasi mata uang asing, proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut. j. Operasi luar negri, suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata uang pelaporan perusahaan pelapor. k. Kontak pertukaran forward, suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan. l. Mata uang fungsional, mata uang utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya. m. Kurs histories, kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi. n. Mata uang local, mata uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang digunakan oleh suatu operasi domestic atau luar negeri. o. Pos-pos moneter, kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam nilai yang tetap di masa depan. p. Mata uang pelaporan, mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. q. Tanggal penyelesaian, tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih. r. Kurs spot, nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera. s. Tanggal transaksi, tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi perusahaan pelapor. t. Penyesuaian translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya. u. Unit pengukuran, mata uang yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban. 3. Menjelaskan Perbedaan Keuntungan Dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing PSAK No.10 menyatakan bahwa keuntungan dan kerugian akibat translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama maka seluruh selisih kurs diakui dlaam periode tersebut. Namun, jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode transaksi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode. Secara internasional, perlakuan akuntansi atas penyesuaian-penyesuaian tersebut juga berbeda seperti halnya prosedur translasi. Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi berkisar dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan. a. Penangguhan Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode sekarang umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses penyajian ulang.Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpegaruh terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh karena itu, akan cenderung menyesatkan jika penyesuaian seperti itu ke dalam laba sekarang.Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi. Parkinson menawarkan alasan tambahan yang mendukung dilakukannya penangguhan : Keuntungan dan kerugian tersebut berkaitan erat dengan investasi jangka panjang – bahkan mungkin suatu investasi permanen yang dilakukan oleh suatu induk perusahaan ke dalam anak perusahaan asing, bahwa keuntungan dan kerugian tersebut tidak dapat direalisasikan hingga operasi luar negeri dihentikan dan semua aktiva bersih dibagikan ke induk perusahaan. Tidak terdapat keuntungan dan kerugian yang akan pernah dapat direalisasikan. Hasil operasi yang dicatat dalam periode setelah revaluasi mata uang (ditranslasikan menurut kurs nilai tukar kini pada waktu itu) akan menunjukkan kenaikan atau penurunan kekayaan operasi luar negeri dan dalam keadaan ini, tidak diperlukan pencatatan keuntungan dan kerugian translasi satu waktu dalam laporan laba rugi, bahwa kenyataannya pencatatan keuntungan dan kerugian tersebut dapat saja menyesatkan. Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi menutupi perilaku perubahan kurs nilai tukar, yaitu perubahan kurs merupakan fakta historis dan para pengguna laporan keuangan terlayani dengan baik jika pengaruh fluktuasi kurs nilai tukar diperhitungkan pada periode saat terjadinya. Sesuai dengan FAS No.8 (par.199),"Kurs nilai tukar berfluktuasi: akuntansi harusnya tidak memberikan kesan bahwa kurs nilai tukar tetap stabil." b. Penangguhan dan Amortisasi Beberapa pihak mendukung penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian selama masa pos-pos neraca terkait. c. Penangguhan Parsial Keuntungan atau kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan.Penangguhan translasi semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs. Pendekatan ini juga tidak memiliki kriteria eksplisit untuk menentukan kapan suatu keuntungan translasi direalisasi. Pada masa lalu, perusahaan mengurangkan keuntungan periode berjalan dengan kerugian pada masa lalu dan menangguhkan selisihnya. Keuntungan dan kerugian translasi akan terhapuskan dalam jangka panjang. d. Tidak Ditangguhkan Untuk mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Pilihan ini memandang penangguhan dalam bentuk apapun bersifat palsu dan cenderung menyesatkan.Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.Akan menyesatkan para pembaca laporan keuangan, karena penyesuaian ini tidak selalu memberikan informasi yang sesuai dengan ekspektasi pengaruh ekonomi dari perubahan kurs nilai tukar terhadap arus kas sebuah perusahaan. 4. Menjelaskan Hubungan Antara Translasi Mata Uang Asing Dengan Inflasi Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah daripada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan. FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi asing. 5. Menjelaskan Mengenai Biaya Historis Biaya Historis adalah Suatu ukuran berharga yang digunakan akuntansi di mana harga suatu asset pada atas sisanya didasarkan pada biaya yang asli atau nominalnya ketika diperoleh oleh suatu perusahaan. Metoda Biaya historis digunakan untuk asset dibawah prinsip akuntansi berlaku umum( GAAP). Sepanjang sejarah keuangan Amerika Serikat, penetapan biaya dasar historis telah menjadi orthodoksi dalam laporan keuangan yang diterbitkan. Tapi periode inflasi parah di negara ini serta di banyak negara lain dari dunia industri dan ketiganya telah menyebabkan Negara tersebut melakukan pencarian luas untuk alternative yang baik untuk menggantikan biaya historis atau melayani sebagai suplemen untuk itu. Dalam periode harga naik, atribut diukur dengan metode biaya historis, umumnya memiliki relevansi terbatas dengan realitas ekonomi. Pengecualian utama untuk ini adalah beberapa account baik piutang atau terutang di kas selama jangka pendek, seperti rekening piutang dan hutang, serta uang tunai itu sendiri. Sifat yang baik penetapan biaya dasar historis yang dikira adalah bahwa sistem penilaiannya adalah kedua-duanya lebih secara obyektif dapat ditentukan dan lebih baik memahami dibanding dengan bersaing sistem penilaian. Bagaimanapun, isu obyektifitas tidak sama sekali untuk dibenarkan. Bahkan dalam contoh sederhana, sum-of-the-years-digits atau fixed-percentage-of-declining-balance depreciation (antar metode lainnya) mungkin telah terpilih untuk menciptakan suatu neraca berbeda. Pengenalan tentang metoda penilaian baru yang sungguh-sungguh memerlukan membiasakan diri para pemakai dengan mereka mendasari asumsi dan pembatasan. Penetapan biaya dasar historis telah pula dipertahankan sama sebagai yang lebih cocok, seperti bermakna untuk membagi-bagikan pendapatan diantara penyedia modal, para petugas dan karyawan dan para agen perpajakan sebab tidaklah didasarkan pada figur biaya kesempatan hipotetis. Karenanya, anggapan adalah bahwa akan ada lebih sedikit konflik antar bersaing kelompok diatas distribusi pendapatan. Bagaimanapun, argumentasi ini tidak sama sekali dapat memutuskan. Seperti penyusutan, metode yang dipilih untuk pendapatan pengukuran dapat dengan mudah diperdebatkan. Selanjutnya, kesempatan penilaian biaya dapat hipotetis dalam satu pengertian, tetapi mereka pasti jauh lebih menunjukkan valuasi ekonomi daripada biaya historis. 6. Menjelaskan Mengenai Inflasi Dan Laporan Keuangan Inflasi Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Penyebab Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu: 1. Tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan. 2. Desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting. Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll. Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu : kenaikan harga, misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang. Penggolongan inflasi berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan : Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun) Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun) Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun) Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun) Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatuperiode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi : Neraca Laporan laba rugi Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas ataulaporan arus dana Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset,kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalamlaporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca. Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan Haruslah dibedakan antara pengertian Pelaporan keuangan (bahasa Inggris: financial reporting) dan laporan keuangan (bahasa Inggris: financial reports). Pelaporan Keuanganmeliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau Generally Accepted Accounting Principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus dibedakan pula antara statemen (bahasa Inggris: statement) dan laporan (bahasa Inggris: report) Pemakai Laporan Keuangan Investor Karyawan Pemberi Pinjaman Pemasok dan Kreditor usaha lainnya Pelanggan Pemerintah Masyarakat Tujuan Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesiatujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusanekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasimereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu : Dapat Dipahami, Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami peserta dan bentuk serta istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna; Relevan, Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna; Keandalan, Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material; Dapat diperbandingkan, Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode sebelumnya. 7. Menjelaskan Mengenai Model-model Akuntansi Variabel-variabel yang membentuk perkembangan sebuah Negara dalam hal akuntansi, model akuntansi keuangan tertentu yang berkembang karena minat, sejarah atau pilihan, proses menetapkan standar akuntansi keuangan nasional itu sendiri dan konservatisme yaitu hal-hal yang menyebabkan perbedaan tersebut dan ditambah dengan mengenai dimensi internasional dari proses akuntansi pada tiap negara yang sudah tentu berbeda. Perbedaan itu meliputi : praktik bisnis, struktur politik, sistem hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi lokal, perbedaan budaya, resiko bisnis, tingkat inflasi lokal dan serta aturan perundang-undangan mempengaruhi bagaimana perusahaan multinasional melakukan kegiatan operasionalnya dan membuat laporan keuangannya serta kemudian mengumumkannya ke masyarakat luas.